Category: Orang-orang yang Ceroboh
-
Orang-orang yang Ceroboh /6/
/6/ Bicara soal perang, aku jadi teringat pak Ubon, salah satu tetangga kami. Menurutku, pak Ubon lebih mirip seperti tentara atau agen rahasia yang sering aku tonton di film-film. Aku juga curiga jika Ubon itu bukan nama sebenarnya. Itu hanya nama samaran saja. Ya, untuk mengelabui orang-orang di sekitarnya biar tidak curiga. Tapi instingku kuat…
-
Orang-orang yang Ceroboh /5/
/5/ Ibuku sangat suka film perang, hampir semuanya tentang perang dunia kedua. Beberapa kali aku diajak menyaksikan kisah yang kejam itu. Kalian tahu, setiap menonton ibu selalu memaki dan menangis di akhir film. Aku juga jadi ikut-ikutan geram dan sedih. Apalagi ketika anak-anak kecil Yahudi yang berpisah dari keluarganya, aku langsung memeluk ibu saat itu…
-
Orang-orang yang Ceroboh /4/
/4/ Sudah pasti orang- orang di perumahan akan menganggap Pakuik adalah anak yang saleh. Ya, aku tertawa dalam hati saja melihat mereka yang ceroboh menilai Pakuik. Memang sih, Pakuik tidak seperti anak-anak lain di kompleks. Biasanya, anak-anak kompleks baru bergerak jika sudah terlihat tanda-tanda naga akan bangun dan mengamuk. Jika naga belum bangun, anak-anak memilih…
-
Orang-orang yang Ceroboh /3/
/3/ Aku pikir, tidak ada yang salah dengan Pina yang ketakutan. Tidak semua anak punya keberanian. Apalagi jika menyangkut hantu. Hiiii, jika aku jadi dia , aku juga pasti ketakutan. Tapi tentu saja tidak akan ngompol di kasur. Itu hal paling memalukan yang pernah dilakukan. Hal paling memalukan sebagai anak-anak. “Kita ke rumah Pina, yuk,”…
-
Orang-orang yang Ceroboh /2/
/2/ Acara mantenan pun berubah menjadi acara kesialan Ledor. Biasanya tak ada ampunan untuk anak yang ceroboh, kecuali dia sendiri yang meraung-raung minta ampun sambil menangkupkan telapak tangannya di depan ibunya, seperti seekor lalat sebelum ditepuk raket pemukul lalat. Tapi Ledor tidak menceritakan yang sebenarnya. Padahal aku terlanjur membayangkan wajah memelasnya yang banjir air mata.…