Ibu selalu terlihat sibuk.
Membangunkan aku, berbenah dalam rumah,
menghidang sarapan, hingga urusan yang belum aku mengerti.
Kalau sudah begitu, Ibu akan berkata,
Tunggu sebentar, Nak.
Aku akan ambil sikap diam
Mengerjakan kesenanganku di kamar;
menunggunya bersama buku,
Atau melukis, bahkan mungkin
ngomong-ngomong konyol.
Ibu begitu repot,
bukan cuma mengatasi rumah,
urusan sekolah juga menghabiskan waktunya.
Aku bingung oleh perkataan ibu;
sekolah itu menyenangkan.
Tapi, belum bertemu harinya,
sudah bikin aku luntur perhatian.
Aku tidak ingin ibu repot.
Aku tidak sanggup mendengar keluhannya.
Leave a Reply