OLSN, Jakarta – Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 menyatakan perlunya sekolah menyisihkan waktu 15 menit secara berkala untuk pembiasaan membaca sebelum jam pelajaran dimulai. Pembiasaan ini dilakukan sebagai salah satu upaya menumbuhkan budi pekerti peserta didik melalui gerakan literasi sekolah.
Sebagai aktualisasi dari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghelat Festival Literasi Sekolah pada 27-29 Oktober 2017. Sebelum Upacara Pembukaan Festival Literasi Sekolah dimulai, ragam penampilan dan karya literasi ditampilkan. Mulai dari penampilan band Prodigies membawakan sejumlah lagu, Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK), Poppy Dewi Puspitawati ikut menyumbang suara emasnya, penampilan tarian dari SMAN 113 Jakarta. Lalu ada Zizi yang menunjukkan keindahan suaranya, serta penampilan puisi dari peserta didik yang berasal dari provinsi Riau, Bengkulu, Jawa Barat. Penampilan teatrikal dengan tema “Dari Kegelapan Menuju Cahaya” menjadi “gong” sebelum Upacara Pembukaan Festival Literasi Sekolah 2017 dimulai.
Upacara Pembukaan Festival Literasi Sekolah 2017 resmi dibuka dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” 3 stanza secara bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Kasubdit Kurikulum SMP, Khamim. Laporan Festival Literasi Sekolah 2017 disampaikan oleh Dirjen Dikdasmen, Hamid Muhammad.
“Dalam perjalanannya kami menyadari Gerakan Literasi Sekolah tidak akan bisa sukses tanpa dukungan masyarakat dan keluarga. Maka dari itu semua pemangku kepentingan kami libatkan. Kami berupaya meningkatkan kegiatan yang melibatkan kepala sekolah, warga sekolah, guru, pegiat literasi, pengelola taman bacaan masyarakat masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, orang tua,” ungkap Hamid Muhammad saat memberikan laporan kegiatan Festival Literasi Sekolah 2017 di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Jumat (27/10).
Festival Literasi Sekolah juga menjadi tolok ukur kemampuan peserta didik di Bulan Bahasa ini dengan dihelatnya lomba serta ajang literasi di tingkat SD, SMP, SMA.
“Melalui kegiatan ini kita ingin membangun kesadaran pada masyarakat. Bahwa literasi adalah tanggung jawab bersama. Literasi tidak eksklusif. Literasi tidak hanya untuk dirapatkan dan dilombakan, melainkan juga untuk dikaryakan melalui karya-karya nyata yang dibuat oleh para siswa,” kata Dirjen Dikdasmen, Hamid Muhammad.
Penguatan Pendidikan Karakter yang sedang diarusutamakan oleh Kemendikbud lalu coba dielaborasikan dengan generasi milenial. Hal itu bertemu dalam lomba video pendek cerdas berkarakter. Lomba ini merupakan hasil kerja sama antara Kemendikbud dengan pihak Hello Motion. 3 pemenang video pendek cerdas berkarakter mendapatkan kehormatan dengan diputarkannya karya mereka di Upacara Pembukaan Festival Literasi Sekolah 2017.
Buah literasi merupakan karya. Hal itu terwujud dari diterbitkannya 7 buku yang secara simbolisasi ditunjukkan oleh Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad, Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah Pangesti Wiedarti, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Dadang Suhendar.
Acara lalu resmi dibuka setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan pidatonya. Mendikbud Muhadjir Effendy menerbitkan optimisme bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pemenang. Indonesia memiliki modal yang besar dengan jumlah penduduk yang besar, luas wilayah yang membentang, dan tentu saja sumber daya manusia yang berporos pada pendidikan.
Nuansa lebih ringan ditunjukkan kemudian. Melalui aksi kolaborasi antara Abinaya Ghina Jamela penulis muda berusia 9 tahun dengan Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi. Abinaya merupakan penulis buku kumpulan puisi berjudul “Resep Membuat Jagat Raya”. Saling membaca puisi menjadi pilihan antara Abinaya dan Didik.
Suasana guyub didapatkan ketika Inspektur Jenderal Kemendikbud Daryanto membacakan dongeng kepada para siswa SD. Festival Literasi Sekolah merupakan event yang membuhul para pemangku kepentingan yakni kepala sekolah, warga sekolah, guru, pegiat literasi, pengelola taman bacaan masyarakat masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, orang tua untuk merayakan literasi. Mari merayakan literasi!
Sumber: http://ditpsmp.kemdikbud.go.id/pesertadidik/lama/mobile/artikel/detail/1776/mari-merayakan-literasi
Leave a Reply