http://www.koran.padek.co/read/detail/77958/Naya_dan_Resep_Membuat_Jagat_Raya
Ganda Cipta
Bakal Meluncur di Taman Budaya
Namanya Abinaya Ghina Jamela. Pada 11 Oktober 2016 usianya baru menginjak tujuh tahun. Tapi pada usia yang masih belia itu, anak dari Yona Primadesi ini sudah memiliki satu buku kumpulan puisi, Resep Membuat Jagat Raya.
Buku terbitan Kabarita ini akan diluncurkan di Galery Taman Budaya Sumbar, Minggu (29/1), pada pukul 16.00.
“Sebagai penerbit lokal, Kabarita tidak memiliki banyak uang. Jadi ketika kami ingin menerbitkan buku, khususnya sastra, tentu buku itu memiliki daya tarik. Nah, buku Naya (sapaan akrab Abinaya Ghina Jamela), paling tidak memenuhi kriteria yang diharapkan Kabarita,” ungkap pimpinan Kabarita, Yusrizal KW, kepada Padang Ekspres kemarin (26/1).
Dia menilai, Naya merupakan satu dari seribu atau bahkan mungkin sepuluh ribu anak di Indonesia yang bisa mengungkapkan imajinasinya, pengalamannya, ke dalam bentuk puisi.
“Jadi penerbitan buku ini adalah penghargaan Kabarita kepada anak-anak seperti Naya. Kalau Kabarita tidak menerbitkan saat ini, Kabarita belum tentu akan mendapat penyair berusia tujuh tahun seperti Naya pada masa yang akan datang. Seorang yang memiliki diksi yang kuat dalam kepenyairannya,” terang redaktur halaman Cagak Padang Ekspres itu.
Menurt Yusrizal KW, Abinaya Ghina Jamela adalah aset Sumbar untuk Indonesia, yang mungkin akan menjadi penyair masa depan Indonesia.
“Diksi yang dipakai Naya itu, punya fantasi anak-anak yang tidak dimiliki oleh anak-anak kebanyakan. Naya adalah bentuk lain kemerdekaan yang diberikan oleh orangtuanya dalam mengekspresikan diri. Yang berangkat dari tradisi membaca,” tuturnya, menerangkan keistimewaan seorang Naya dan karyanya.
Naya bisa menjadi contoh, sebagai seorang anak yang diarahkan dengan benar. “Jadi pendidikan kita sebenarnya tidak berpihak pada imajinasi. Nah, Naya dengan bimbingan orangtuanya memberi porsi pada imajinasi dengan bagus. Maka itu, dalam karya-karyanya, terlihat ada perpaduan antara realitas imajinasinya dengan realitas fakta yang dilihatnya,” jelas Yusrizal KW.
Kekuatan imajinasi Naya lah, sambung lelaki yang akrab disapa KW itu, yang menjadi salah satu daya tarik dari buku kumpulan puisi Resep Membuat Jagat Raya.
“Membaca buku Naya ini, kita akan menemukan satu ruang, ruang ketakjuban barangkali, karena Naya tidak memiliki diksi yang dimiliki orang banyak lain. Kemudian lirik-lirik Naya penuh kejutan. Untuk anak usia tujuh tahun, mungkin kita antara percaya dan tidak, ada orang yang sekuat dan se-enjoy dia dalam menulis,” katanya.
Lebih jauh KW menyebut, setiap buku yang diterbitkan Kabarita, diharapkan bisa mencuri perhatian penggemar sastra Indonesia. Apakah itu kritikus, pembaca, lembaga atau institusi yang akan memberi penghargaan. Tapi yang pasti konsepnya, kehadirannya mencuri perhatian dan patut dibicarakan.
Pada peluncuran Resep Membuat Jagat Raya nanti, rencananya akan dihadiri sastrawan Indonesia asal Payakumbuh, Gus Tf Sakai. Tidak hanya hadir, dia juga akan meluncurkan buku Naya tersebut.
“Kami ingin, anak yang lahir dari atmosfer sastra Indonesia, sebaiknya diluncurkan oleh sastrawan yang kuat dan hebat pula, yang mengenal puisi dengan baik,” ujar Yusrizal KW.
Nantinya, juga akan ada semacam orasi kecil dari Gus TF Sakai. Tidak itu saja, anak-anak dari Ruang Baca dan Kreativitas Tanah Ombak juga akan hadir dengan membacakan puisi-puisi Abinaya Ghina Jamela itu.
Cerita Hari Ini
Sehari sebelum peluncuran buku Naya tersebut, tepatnya Sabtu (28/1) pukul 19.30, anak-anak dari Ruang Baca dan Kreativitas Tanah Ombak akan menggelar pentas teater, Cerita Hari Ini. Pementasan yang disutradarai Robby W Riyodi akan digelar di Teater Utama Taman Budaya Sumbar.
Yusrizal KW yang juga pimpinan dan pembina Ruang Baca dan Kreativitas Tanah Ombak menyebut, Cerita Hari Ini berkisah tentang seorang anak yang sewaktu tidur, bermimpi seakan dibawa ke satu tempat, ketika dia sedang main gadget.
Dia dibawa ke satu tempat tanpa gadget. Satu tempat pada alam masa lalu. Yaitu satu daerah, di mana dia tersesat ke tempat anak-anak yang bermain permainan anak-anak tradisional.
Ketika terbangun, dia menceritakan mimpi itu kepada ibunya, yang ternyata itu, dunia ibunya semasa kecil.
“Pertunjukkan ini ingin menyampaikan pesan, bahwa anak-anak itu harus dikembalikan pada dunia bermainnya. Jadi penggunaan gadget harus sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. Pementasan ini, lebih kepada memindahkan keseharian anak-anak ke atas panggung,” jelas KW.
Tidak hanya pementasan teater, pada kesempatan itu Ruang Baca dan Kreativitas Tanah Ombak juga akan memberi Anugerah Sahabat Tanah Ombak. Anugerah ini untuk anak-anak yang mempunyai prestasi dengan bakat dan potensinya yang luar biasa dan spesifik, yang mungkin tidak dimiliki oleh anak-anak lainnya.
“Kami ingin menciptakan tradisi memberikan penghargaan kepada anak-anak yang luar biasa. Untuk yang pertama, anugerah ini akan diberikan kepada Naya. Rencananya akan setiap tahun. Tapi, jika memang tidak ada pada tahun itu, tidak akan diberikan,” tukasnya. (*)
Leave a Reply